Proses potong kain merupakan salah satu kegiatan penting dalam industri garmen. Bagian pemotong akan bertanggung jawab untuk memberikan potongan kain berbentuk komponen garmen yang sudah siap untuk dijahit.

Kapasitas bagian pemotongan direncanakan berdasarkan kebutuhan target harian yang sudah ditentukan. Proses pemotongan kain perlu dilakukan dengan hati-hati dan cermat agar bisa menghasilkan potongan yang sesuai dan akurat.

Tahapan Proses Potong Kain

Bukan hanya memotong, bagian potong kain memiliki tahapan yang perlu dilakukan sebelum hasilnya diberikan pada bagian jahit. Proses pemotongan dimulai dari proses penggelaran, penyesuaian pola, hingga pemeriksaan kualitas. Untuk lebih detailnya, silahkan menyimak informasi berikut ini.

1. Marking

Tahapan ini dilakukan untuk menyusun pola setelah proses grading dilakukan. Dari hasil penyusunan ini, panjang marker baru dapat diketahui. Tujuan tahapan ini adalah untuk menghemat pemakaian kain sehingga menjadi lebih efisien. Berikut urutan proses membuat marker secara digital:

  • Pembuatan pola ukuran dasar (basic size) oleh pembuat pola.
  • Pola digrading sesuai kebutuhan.
  • Hasil pola grading kemudian diimport ke dalam aplikasi Optitex Marker
  • Menentukan lebar marker yang berdasarkan pada lebar kain sebenarnya, dengan allowance tepi sesuai ketentuan.
  • Menyusun pola-pola ke dalam marker untuk mengetahui panjang marker dan jumlah kain yang dibutuhkan.
  • Hasil marker yang sudah dipastikan akurat akan diprint pada kertas marker untuk digunakan dalam proses pemotongan.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat meletakkan setiap komponen pada marker, khususnya untuk kain yang bercorak atau memiliki motif. Simak informasinya sebagai berikut.

A. Arah Pola

Ada tiga tipe penempatan pola pada kain. Hal tersebut tergantung pada proses konstruksi kain yang dilakukan. Simak beberapa tipenya berikut ini.

  • Penempatan secara acak, umumnya dilakukan pada kain woven.
  • Penempatan pola yang terbalik dengan arah kainnya, biasanya diterapkan pada kain lapisan.
  • Penempatan pola kain yang harus diletakkan searah, contohnya pada kain salur atau corduroy.

B. Kesesuaian Motif

Dalam proses penempatan pola, kesesuaian motif harus diperhatikan dengan baik. Untuk dapat melakukan pengaturan yang tepat, berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

  • Keseimbangan motif pada bagian kanan dan kiri pakaian.
  • Kesesuaian jalur agar terlihat serasi, perhatikan arah horizontal dan vertikalnya.
  • Motif serasi secara berulang.

2. Spreading

Proses akan dilanjutkan dengan penggelaran kain satu demi satu sehingga membentuk tumpukan kain yang disiapkan untuk proses pemotongan. Tujuannya adalah untuk memperlancar proses pemotongan dengan komponen yang sudah ditentukan sebelumnya.

Terdapat dua cara yang dilakukan dalam proses ini, yaitu secara otomatis dan manual. Meskipun terlihat cukup sederhana, namun terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses spreading agar dapat berjalan lancar. Berikut informasinya.

  • Gelar kain terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan. Panjang kebutuhan kain dapat dilihat terlebih dahulu dalam susunan marker yang sudah dibuat sebelumnya.
  • Perhatikan gelaran kain satu persama dengan teliti dan cermat.
  • Pastikan untuk memeriksa posisi kain saat digelar. Pastikan mulai dari gelaran pertama hingga akhir memiliki tepian yang sama, dari sisi melebar maupun memanjang.
  • Tegangan kain yang digelar harus sama.
  • Pastikan bahwa tidak ada kain yang kendor, terlipat maupun bergelembung antara setiap tumpukan. Pastikan kondisi kain sama rata dan dalam kondisi rileks.
  • Tinggi tumpukan kain harus lebih rendah dibandingkan dengan kapasitas pisau potong yang digunakan.
  • Kepadatan kain pada setiap sisi harus sama.
  • Pastikan untuk memasang kertas marker yang telah di cek dan telah siap pada bagian kain gelaran.
  • Pastikan untuk menyiapkan stiker numbering serta bundling pada tiap komponen marker.
  • Gunakan mesin potong yang sesuai dengan kebutuhan dan juga spesifikasi tumpukan kain.

3. Cutting

Proses pemotongan bahan akan dilakukan dengan mengikuti pola yang sudah tersedia pada kertas marka. Selain itu, pemotongan juga bisa dilakukan dengan cara mengikuti pola yang sudah digambar pada kain sehingga mampu menghasilkan pola yang sesuai dengan produk. Berikut tahapannya.

  • Periksa dan cocokan komponen pola dengan komponen pola yang ada pada bagian kertas marka. Pastikan semua komponen sudah lengkap.
  • Periksa bagian lembar kain bagian atas hingga bawah dengan posisi kerta marka yang sudah disesuaikan.
  • Siapkan pisau yang tajam untuk memulai proses pemotongan.
  • Pasang pisau yang akan digunakan pada kain dan lakukan pengaturan sesuai dengan ketebalan kain yang ingin dipotong.
  • Proses pemotongan harus diawali dari bagian tepi. Pastikan untuk mengikuti pola yang sudah ada pada kertas marker ketika memotong kain.

4. Bundling

Bundling merupakan tahapan memberikan keterangan atau data pada bagian komponen pakaian sesuai dengan bagiannya. Proses ini dilakukan setelah pemotongan kain.
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memudahkan dalam membedakan bagian potongan komponen pada pakaian maupun ukurannya. Simak prosesnya sebagai berikut.

  • Pasang marker pada bagian atas kain gelaran.
  • Pasang numbering dan bundle pada bagian atas marka sesuai dengan komponennya. Pastikan tidak salah melakukannya.
    Lakukan proses pemotongan kain.
  • Setelah dipotong, pastikan untuk segera menyatukan komponen tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak tercampur.
  • Lakukan pemisahan antar komponen pola per ukuran sehingga mudah untuk dibedakan.
  • Sistem bundling dilakukan karena proses produksi garmen tidak hanya membuat 1 potong pakaian saja, namun menyesuaikan dari pesanan yang masuk. Jika hanya membuat 1 potongan saja, tahapan bundling tidaklah penting dilakukan.

5. Numbering

Kegiatan pada tahapan ini adalah memberikan nomor secara urut pada semua komponen pakaian yang sudah dipotong. Tujuan pemberian nomor adalah untuk mengetahui berapa banyak jumlah komponen pakaian.

  • Tahapan ini juga dilakukan untuk memudahkan proses penjahitan selanjutnya. Berikut urutan prosesnya.
  • Ambil bundling komponen pakaian yang sudah dimiliki sebelumnya.
  • Siapkan nomor yang akan digunakan.
  • Komponen pakaian pada setiap lembar diberikan nomor secara berurut sesuai dengan bagiannya.
  • Jika sudah, bundle kembali komponen tersebut untuk dapat dikelompokkan sesuai dengan ukurannya.

Jenis Metode Potong Kain

Terdapat beberapa metode yang umumnya diterapkan pada proses potong kain. Hal tersebut diterapkan sesuai dengan kebutuhan produksi. Proses pemotongan merupakan hal penting dalam industri garmen agar proses menjahit dapat dilakukan dengan lancar dan mampu memproduksi pakaian sesuai dengan rencana. Berikut beberapa metodenya.

1. Dioperasikan Secara Manual Dibantu Mesin

Meskipun sudah menggunakan mesin untuk memotong kain, namun tetap dibutuhkan operasi manual yang dilakukan oleh pekerja.
Hal ini dilakukan untuk memasang dan menggerakkan pisau agar mengikuti pola dengan lebih sesuai. Metode ini banyak diterapkan pada industri pakaian.

2. Manual Sepenuhnya

Metode ini mengandalkan sistem manual sepenuhnya sehingga langsung dikerjakan oleh pekerja.
Metode ini jarang diterapkan karena membutuhkan lebih banyak tenaga dan waktu untuk proses pemotongan. Cara manual dilakukan untuk menyesuaikan tujuan saat memotong kain.

3. Komputerisasi

Metode ini menggunakan teknologi canggih untuk proses memotong kain, mesin auto cutter. Dari mulai peletakan pola, banyaknya gelaran, sampai kualitas potong, semua akan dikontrol dengan pasti oleh operator yang berpengalaman melalui komputer yang lalu dikerjakan oleh mesin auto cutter.

Proses potong kain harus dilakukan dengan cermat sesuai dengan tahapannya. Hal tersebut perlu dilakukan agar mampu menghasilkan potongan yang sesuai, rapi, dan akurat. Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil produksi industri garmen.