Bisnis garmen memiliki prospek yang bagus terutama di Indonesia. Bagaimana tidak? Industri garmen merupakan salah satu industri yang menyumbang devisa negara terbesar selain industri minyak dan gas.

Setiap orang pasti selalu membutuhkan pakaian karena pakaian adalah kebutuhan pokok bagi manusia. Pakaian selalu mengalami perubahan menyesuaikan dengan trend fashion dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu mengapa dikatakan bisnis garmen memiliki prospek yang bagus.

Jika sudah ternama, kualitas produk yang dihasilkan sangat baik maka pelanggan dari industri garmen Anda akan semakin meluas bahkan hingga menembus market luar negeri. Banyak sekali contoh pebisnis garmen yang sukses  di usia 20 tahun di Indonesia. Anda ingin mengetahui kisahnya? Simaklah informasinya berikut ini.

Apa itu Bisnis Garmen?

Sebelum membahas mengenai kisah sukses pebisnis garmen di usia 20 tahun maka Anda wajib mengetahui terlebih dahulu apa itu bisnis garmen. Bisnis garmen merupakan bisnis yang bergerak di bidang produksi pakaian jadi atau pakaian siap pakai serta berbagai macam perlengkapan pada pakaian atau aksesoris pakaian.

Berbagai jenis pakaian tersebut misalnya adalah rok, celana, kemeja, kaos, pakaian renang, dan lain sebagainya. Bisnis garmen merupakan bisnis skala besar serta menjalankan SOP yang sangat jelas.

Proses pengerjaan dalam bisnis garmen dilakukan dengan pembagian kerja atau assembling. Sebagai contoh adalah ada divisi yang khusus memproduksi kancing pada kemeja, memotong pola, memeriksa kualitas bahan yang digunakan untuk memproduksi pakaian jadi dan lain sebagainya.

Kisah Sukses Pebisnis Garmen di Usia 20 Tahun

Salah satu kisah sukses pebisnis garmen di usia 20 tahun adalah kisah bisnis garmen yang dibangun oleh Dwiky Satrio Putra atau biasanya dipanggil dengan nama Dwiky. Dwiky lahir dari keluarga sederhana, ia selalu diajarkan oleh keluarganya untuk disiplin dan bekerja keras jika ingin mendapatkan apa yang ia inginkan.

Pada saat Dwiky duduk di bangku SMA, ia sempat merasa iri dengan teman-temannya yang dapat memenuhi semua kebutuhan mereka baik itu berupa kebutuhan belajar dan lain sebagainya sedangkan ia yang berasal dari keluarga sederhana kerap kali kesulitan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya terutama kebutuhan saat menempuh pendidikan SMA. Oleh sebab itu, ia mencari solusi agar bisa memenuhi kebutuhannya tersebut. Pada saat itu, ia melihat adanya peluang usaha pakaian yang terbuka sangat lebar. Ia mentargetkan teman-temannya sebagai pangsa pasarnya.

Pada saat itu, ia tidak memiliki keahlian dalam menjahit, oleh sebab itu ia memutuskan untuk mempercayakan proses produksi dari usaha garmennya kepada para penjahit yang telah berpengalaman yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

Ternyata seiring dengan berjalannya waktu, konsumennya semakin berkembang pesat sehingga ia terus mengembangkan usahanya dengan cara melakukan proses produksi sendiri. Selain itu, alasan Dwiky memutuskan untuk melaksanakan proses produksi sendiri adalah agar keuntungan yang diperoleh semakin besar.

Modal Mengembangkan Bisnis Garmen

Dwiky mengembangkan usaha garmennya pada tahun 2011, ia mengeluarkan modal sebanyak Rp. 25.000.000. Uang tersebut didapatkan Dwiky dari bisnis garmen yang ia jalankan sejak ia duduk dibangku SMA.

Sebenarnya, sebelum membangun usaha garmen, Dwiky pernah menjalankan bisnis lainnya yaitu jual beli gadget yaitu handphone hingga tablet, namun usahanya tersebut berhenti ditengah jalan.

Alasan ia berhenti berbisnis gadget karena pada saat itu ia sering menghamburkan uang hasil bisnisnya tersebut sehingga ketika uang hasil bisnisnya tersebut ingin diputar kembali, sudah habis terpakai olehnya.

Bisnis Garmen Dwiky Laris Manis di Pasaran

Bisnis garmen yang dijalani oleh Dwiky dinamakan 89 Blue Garmen, sudah bisa memenangkan tender pembuatan berbagai macam pakaian jadi, contohnya adalah seragam sekolah, seragam klub motor, seragam perusahaan dan lain sebagainya.

Banyak konsumen yang mempercayakan bisnis garmen yang dimiliki Dwiky untuk memproduksi seragam karena konsumennya selalu puas dengan kualitas produk bisnis garmen Dwiky ditambah lagi harga produk yang dijual Dwiky sangat bersaing dengan bisnis garmen lainnya yang sudah ternama.

Harga produk pakaian jadi bisnis garmennya, misalnya adalah kaos adalah sekitar Rp. 30.000 hingga Rp. 45.000 per buah, seragam perusahaan Rp. 15.000 hingga Rp. 25.000 per buah, jaket sekitar Rp. 75.000 hingga Rp. 150.000 per buah dan lain sebagainya. Harga produk pakaian jadinya tergantung pada tingkat kesulitan penjahitan, bahannya dan lain sebagainya.

Keunggulan yang dimiliki oleh bisnis garmen milik Dwiky membuat ia mendapatkan banyak pesanan dari perusahaan besar, seperti PLN Garut, PLN Aceh, Kantor Pajak Sulawesi dan lain sebagainya. Dalam seminggu, bisnis garmen Dwiky dapat memproduksi hingga 5.000 kaos, 2.000 kemeja dan lain sebagainya dengan omset menembus Rp. 120.000.000 per bulan.

Selain itu, yang membuat bisnis garmen Dwiky berkembang sangat pesat adalah ketepatan sistem pemasaran yang dilakukan Dwiky. Selain menawarkan produk garmennya kepada orang terdekatnya, Dwiky juga mengajukan proposal-proposal ke perusahaan besar serta memanfaatkan sosial media untuk memasarkan produk bisnis garmennya.

Banyak Tantangan yang Dihadapi

Usaha garmen yang dibangun oleh Dwiky ini bukannya tidak penuh tantangan. Banyak sekali tantangan yang telah dihadapi oleh Dwiky selama menjalani bisnis garmen. Namun, walaupun banyak tantangan yang dihadapi, ia tetap semangat dan menganggap tantangan tersebut sebagai hal yang harus dihadapi dan dikalahkan.

Beberapa tantangan yang dihadapi Dwiki hampir membuatnya frustasi bahkan ia sempat mengalami kebangkrutan. Tantangan yang dihadapinya tersebut salah satunya adalah ketika ada salah satu konsumennya yang ingin memesan pakaian jadi dalam jumlah yang besar, namun ketika pesanan konsumennya tersebut sudah selesai diproduksi, konsumennya tersebut tidak mengambil dan membayar pesanan tersebut. Padahal ia sangat membutuhkan uang tersebut untuk membeli bahan-bahan produksi.

Tantangan lainnya yang dihadapi Dwiky adalah ketika ia membelikan orang tuanya kendaraan dari jerih payahnya sendiri namun sayangnya kendaraan tersebut hilang dicuri. Kedua tantangan tersebut sempat membuat Dwiky patah semangat hingga ingin menyerah dalam menjalankan bisnis garmen.

Namun, berkat dukungan keluarganya yang tidak pernah berhenti membuat Dwiky bisa bangkit dari keterpurukannya tersebut dan tetap menjalani bisnis garmennya tersebut.

Dahulu, Dwiky hanya memiliki dua mesin jahit dan satu mesin potong namun kini Dwiky telah memiliki 11 mesin jahit dan satu mesin potong serta 7 orang karyawan tetap dan 3 orang karyawan freelance.

Dwiky memiliki tips dan kunci sukses yang selama ini selalu ia pegang teguh hingga akhirnya ia bisa sukses dalam berbisnis garmen di umurnya ke 20 tahun. Dwiky tidak mudah putus asa, selalu bersemangat dan konsisten dengan jalur yang ia tekuni.

Selain itu, tidak lupa dalam menjalani bisnis garmen harus senantiasa berdoa kepada Tuhan yang Maha Kuasa agar kegiatan usahanya selalu dilancarkan.

Walaupun Dwiky pernah mengalami sejumlah tantangan dan kendala dalam menjalani bisnis garmennya namun ia tidak sepenuhnya menyerah begitu saja. Dwiky selalu belajar dari kesalahannya tersebut agar dikemudian hari tidak terjadi kembali.

Dwiky juga mengatakan bahwa berkhayalah setinggi-tinggi karena segala sesuatu bisa diawali dengan khayalan namun untuk mewujudkan khayalan tersebut Anda harus memiliki kendaraan untuk menempuhnya.

Demikian informasi terkait kisah sukses pebisnis garmen di usia 20 tahun di Indonesia. Semoga kisah Dwiky dalam menjalankan bisnis garmennya tersebut dapat menjadi inspirasi Anda yang ingin membangun bisnis garmen.